Grandma Test: Hola! 안녕! こんにちは!
Diulas Oleh: Felicia Faustine | Staff Divisi Penelitian Kanopi FEB UI 2016
Penulis : Dushko Josheski dan Risto Fotov
Tahun : 2013
Sumber : MPRA Paper No. 45550, diakses di http://mpra.ub.uni-muenchen.de/45550/
Tujuan Penelitian :
Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui pengaruh dari Gravity Modelling terhadap perdagangan internasional antara negara khususnya hubungan perdagangan bilateral (antara dua negara). Konsep Gravity Model berasal dari teori gravitasi yang menyatakan bahwa daya tarik gravitasi antara 2 objek ditentukan oleh besaran masa dan jarak kedua objek tersebut. Teori Gravitasi, diadopsi dalam bidang ekonomi, khususnya perdagangan internasional, untuk menjelaskan bahwa perdagangan internasional antara 2 negara ditentukan oleh besaran GDP kedua negara tersebut dan jarak antara kedua negara.
Selain gravity modelling, penulis juga ingin mengidentifikasi beberapa aspek yaitu biaya transportasi saat melakukan perdagangan, apakah negara mitra perdagangan merupakan negara tetangga atau tidak, apakah negara mitra perdagangan merupakan negara yang landlocked, dan apakah komoditi yang diperdagangkan merupakan homogen, diferensiasi, atau memiliki teknologi yang tinggi dalam proses produksinya. Variabel terakhir yang menurut peneliti memiliki pengaruh kepada perdagangan bilateral adalah tingkat perkembangan teknologi di masing-masing negara, yang dinyatakan dengan TAI (Technology Achievement Index).
Metode Penelitian (Data dan Metodelogi) :
Jenis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitiannya ini memakai data sekunder yang mereka ambil dari data perdagangan internasional UC Davis. Peneliti menggunakan data perdagangan bilateral (sampel) dari 13 negara pengekspor yaitu Amerika Serikat, Australia, Jepang, Brasil, Bolivia, Tiongkok, Republik Ceko, Jerman, UK (United Kingdom), Chile, Spanyol, Ghana, dan Afrika Selatan terhadap 77 negara pengimpor mereka.
Untuk mengetahui pengaruh dari beberapa aspek (Gravity model, perkembangan teknologi, dll) yang telah disebutkan, peneliti memakai variabel-variabel dalam mencari tahu pengaruh aspek-aspek tersebut terhadap perdagangan internasional. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel PX yaitu jumlah perdagangan yang dilakukan negara i dan j yang dihitung dalam U.S Dollar (nominal). Variabel PX merupakan variabel dependen.
Peneliti memakai 18 variabel sebagai variabel independen, untuk melihat pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap variabel dependen yaitu variabel PX. Berikut adalah variabel-variabel independen tersebut.
Variabel Independen | Definisi |
Yi | Nilai GDP nominal dari negara i yang dihitung dalam U.S Dollar |
Yj | Nilai GDP nominal dari negara j yang dihitung dalam U.S Dollar |
Dij | Jarak antara economic centre dari negara i dengan economic centre dari negara j |
ADJij | Faktor-faktor yang dapat membantu atau mengahalang perdagangan antara negara i dan negara j |
LANDi dan LANDj | LANDi menunjukan apakah negara i merupakan negara landlocked dan LANDj menunjukan apakah negara j merupakan negara landlocked |
NAFTA | Apakah negara yang melakukan perdagangan merupakan anggota dari NAFTA |
CAN | Apakah negara yang melakukan perdagangan merupakan anggota dari Andean Community |
Lang_Off | Apakah negara-negara yang melakukan perdagangan memiliki official language yang sama |
TAIi | (Technology Achievement Index) Menjelaskan seberapa maju perkembangan teknologi dari negara I (TAI > 0.5 (Technological Leaders)) (0.35 < TAI < 0.49 (Potential Leaders)) (0.19 < TAI < 0.34 (Dynamic Adopters)) (TAI < 0.19 (Marginalized)) |
TAIj | (Technology Achievement Index) Menjelaskan seberapa maju perkembangan teknologi dari negara j (TAI > 0.5 (Technological Leaders)) (0.35 < TAI < 0.49 (Potential Leaders)) (0.19 < TAI < 0.34 (Dynamic Adopters)) (TAI < 0.19 (Marginalized)) |
TCi dan TCj | Biaya transportasi dari negara i dan negara j |
TARRIFSij | Tingkat tariff dari kedua negara i dan j |
High_tech | Apakah produk yang diperdagangkan kedua negara diproduksi dengan tingkat tinggi |
ref | Apakah negara yang melakukan perdagangan memakai referenced price |
Peneliti menggunakan 3 model regressi, untuk mengetahui koefisien dari setiap variabel. Model regressi yang digunakan adalah OLS Model, IV Model, dan Poison Model. Dalam menderivasikan variabel-variabel independen, peneliti menggunakan indikator seperti WDI (World Development Indicators), WITS (World Integrated Trade Solution), dan Doing Business.
Hasil Penelitian
Peneliti membagi hasil penelitiannya menjadi 4 bagian yaitu bagian pertama adalah hasil dari regressi memakai 3 model regressi yang berbeda, bagian kedua memakai model regressi IV dan memakai creation of technology sebagai variabel penjelas, bagian ketiga memakai model regressi OLS dan memakai diffusion of technology sebagai variabel penjelas, dan bagian ke-empat memakai model regresi OLS dan PPML untuk mengidentifikasi pengaruh barang-barang yang homogen, diferensiasi, dan referenced terhadap perdagangan internasional.
Hasil dari regressi yang pertama adalah dalam ketiga model baik OLS, PPML dan IV, perbedaan jarak antara kedua negara dalam melakukan perdagangan negatif mempengaruhi jumlah perdagangan mereka secara signifikan sebesar – 0.960 untuk OLS, – 0.72 untuk IV, dan – 0.061 untuk Poison Model. Kemudian untuk variabel pendapatan dari negara pengekspor (GDP) dan pendapatan dari negara pengimpor (GDP), kedua variabel tersebut positif mempengaruhi jumlah perdagangan kedua negara secara signifikan. Negara yang merupakan landlocked country memberikan pengaruh terhadap perdagangan bilateral negara tersebut karena memberikan pengaruh yang negative secara signifikan sebesar – 1.791 untuk negara pengekspor dan – 0.062 untuk negara pengekspor.
Dalam regressi kedua yang bertujuan untuk mengidentifikasi apakah creation of technology dari kedua negara memiliki pengaruh terhadap jumlah perdagangan dari kedua negara. Hasilnya terbukti bahwa creation of technology kedua negara baik negara pengekspor maupun negara pengimpor memiliki pengaruh positif terhadap jumlah perdagangan kedua negara secara signifikan, sebesar 3.67 dan 0.31. Hal tersebut meberi arti bahwa dengan meningkatnya creation of technology akan berdampak dalam kenaikan jumlah perdagangan kedua negara.
Hasil dari regressi ketiga bertujuan untuk melihat pengaruh dari diffusion of technology negara yang akan melakukan perdagangan terhadap jumlah perdagangan dari kedua negara tersebut. Hasil yang didapatkan menyakan bahwa hubungan antara diffusion of technology baik negara pengekspor ataupun negara pengimpor memiliki hubungan yang positif terhadap jumlah perdagangan dari kedua negara tersebut, secara signifikan sebesar 3.668 dan 0.307. Interpretasinya adalah semakin tinggi tingkat diffusion technology di kedua negara perdagangan, meningkatkan jumlah perdagangan antara kedua negara tersebut.
Hasil regressi yang terakhir bertujuan untuk melihat pengaruh dari sisi produk yang diperdagangkan yaitu apakah produk yang diperdagangkan adalah produk yang homogen, differensiasi ataupun referenced dan juga melihat pengaruh dari inovasi teknologi yang diukur memakai TAI terhadap jumlah perdagangan kedua negara. Hasil yang didapatkan menyatakan bahwa TAI di kedua negara memiliki hubunga yang positif untuk setiap modelnya, yang berarti bahwa apapun jenis produk yang diperdagangkan, meningkatnya TAI akan meningkatkan jumlah perdagangan kedua negara. Perdagangan dengan menggunakan produk yang differensiasi memiliki hubungan yang negatif dan perdagangan dengan menggunakan produk yang homogen memiliki hubungan yang positif terhadap jumlah perdagangan dari kedua negara.
Kesimpulan
Gravity Model secara jelas dapat dibuktikan dalam penelitian ini, yang mana baik perbedaan jarak ataupun jumlah GDP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah perdagangan bilateral. Kemudian juga terbukti bahwa inovasi dalam teknologi berpengaruh signifikan terhadap jumlah perdagangan bilateral, yang berarti bahwa pengambil kebijakan harus berfokus juga terhadap pengembangan teknologi. Dalam penelitian ini juga terbukti bahwa beberapa aspek dapat menjadi halangan dalam melakukan perdagangan internasional yaitu seperti perbedaan jarak, biaya transportasi, dan apakah negara tersebut adalah negara yang landlocked.
Diulas oleh: Cliefert Walandouw, Staff Ahli Divisi Penelitian Kanopi FEB UI 2017
Ilustrasi oleh: Giani Raras, Kepala Biro Penerbitan dan Informasi Kanopi FEB UI 2017