Grandma Test: Software Crackers Motivation
What Motivates Software Crackers ?
Penulis : Sigi Goode dan Sam Cruise
Tahun : 2006
Nama Jurnal : Journal of Business Ethics, Vol.65, No.2 (May, 2006), pp. 173-201
Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti tentang apa yang memotivasi “cracker” yaitu orang yang memalsukan suatu software dengan tujuan tertentu. Dalam melakukan penelitian ini, penulisi termotivasi/dilatarbelakangi dengan 2 faktor yaitu yang pertama adalah ternyata bahwa perusahaan yang bisnisnya dalam bidang PC application, pendapatan mereka hanya sebesar 21.6 miliar dollar, dengan estimasi 12.2 miliar dollar pendapatan yang harusnya didapat oleh perusahaan dalam bidang tersebut, tetapi hilang yang disebabkan oleh software crackers.
Kedua, dengan di latarbelakangi keingintahuan penulis kenapa para pemakai mau untuk memakai software yang dibajak. Dalam penelitian ini penulis, mengemukakan 2 pertanyaan penelitian utama yaitu apa yang memotivasi “crackers” untuk menghilangi copy protection untuk commercial software dan apa yang menjadi faktor yang digunakan oleh software crackers untuk membenarkan tindakan mereka dalam memalsukan software.
Metode Penelitian
Peneliti membagi theoritical framework menjadi 2 yaitu teori motivasi dan teori pembenaran.
Dalam melakukan penelitian, penulis membagi menjadi 2 fasi yaitu fase pertama yaitu tentang kuisioner yaitu kuisioner diperlukan untuk mendapatkan tambahan informasi dari orang yang diwawancarai. Dan fase yang kedua adalah cognitive interview, hal tersebut diperlukan agar dapat menggali lagi lebih dalam yang sesuai dengan diinginkan.
Hasil dan Analisis
Berikut ini adalah tabel informasi sample dari penelitian ini
Karena sampel yang didapatkan tidak memenuhi distribusi normal, maka peneliti memakai metode sign-test untuk mengolah data dalam penelitian tersebut.
Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa faktor demand for free software dan demand for social participation meskipun memberikan rewarding, tapi bukan menjadi salah satu faktor yang memotivasi “crackers” untuk memalsukan/menghapus proteksi suatu program. Sementara untuk faktor desire for personal challenge terbukti bahwa secara signifikan menjadi faktor utama kenapa “crackers” mau untuk menghapus proteksi suatu software. Kemudian untuk desire for social status, tidak berpengaruh karena pada nyatanya “crackers” memilih untuk menutup identitas diri mereka yaitu bergerak secara anonim. Dan pada akhirnya tangible reward adalah hal yang paling insignifikan dalam hal tersebut.
Dari hasil penelitian, tergambarkan bahwa setiap “crackers” memiliki pembenaran-nya sendiri tentang apa yang mereka lakukan, dalam hal ini bahwa tindakan mereka untuk meretas proteksi dari suatu software. Hasilnya terbukti bahwa faktor denial of responsibility, denial of injury, dan condemnation of the condemners berpengaruh secara signifikan terhadap aspek justifikasi “crackers” tersebut.
Kesimpulan
Untuk pertanyaan utama dalam pertanyaan ini yaitu apa yang memotivasi “crackers” untuk menghilangi copy protection untuk commercial software, hasil analisis membuktikan bahwa tangible reward bukan merupakan sebuah faktor yang memotivasi “crackers” untuk meretas dan menghilangkan proteksi sebuah software.
Untuk pertanyaan kedua yaitu apa yang menjadi faktor yang digunakan oleh software crackers untuk membenarkan tindakan mereka dalam memalsukan software, hasil analisis membuktikan bahwa “crackers” selalu menyangkal akibat yang disebabkan oleh mereka.
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah dalam penelitian ini dikemukakan bahwa ternyata penelitian ini berguna dalam bidang etika dan system informasi. Pertama, hasil penelitian ini menggambungkan faktor motivasi dan faktor pembenaran dari tindakan para “crackers” yang menghilangkan proteksi dari commercial software. Kedua, penelitian ini lebih mengeksplorasi sisi “crackers” daripada sisi pengguna software tersebut.
Diulas Oleh:
Clifert Thimoty Walandouw
Staff Divisi Penelitian Kanopi FEB UI 2016
Ilustrasi Gambar Oleh:
Sean Hambali
Staff Ahli Biro Penerbitan dan Informasi Kanopi FEB UI 2016
-
Gunakan kalimat yang baik